Senin, 03 Januari 2011

TUGAS SOFTSKILL UNIVERSITAS GUNADARMA

TUGAS SOFTSKILL UNIVERSITAS GUNADARMA

PENGAWASAN
BAB 13
Pengertian
Pengawasan adalah salah satu fungsi dari seorang pemimpin, tapi seorang pemimpin harus memahami arti dan tujuan pengawasan. George R. Tery (2006:395) mengartikan control is to determine what is complished, evaluate it and apply corrective measures, if need, to insure result in keeping with the plan (Pengawasan adalah mendeterminasi apa yang telah dilaksanakan, maksudnya mengevaluasi prestasi kerja dan apabila perlu, menerapkan tidankan-tindakan korektif sehingga hasil pekerjaan sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan). Henry Fayol mengatakan control consist in verifying whwther everything occure in conformity with the plan adopted, the instruction issued and principles established. Sedang Newman mengartikan control is assurance that the performance conform to plan.
Dari batasan diatas control bisa disimpulakan sebagai suatu proses untuk menetapkan pekerjaan apa yang sudh dilaksnakan, menilainya dan mengoreksi bila perlu dengan maksud upaya pelaksnaan pekejaan sesuai dengan rncna semula. Pengawasan kaitannya dengan mengidentifikasi komitmen terhadap tindakan yang ditunjukan untuk hasil masa yang akan datang. sehingga pengawasan dilaksanakan untuk mengusahakan agar komitmen tersbut dilaksanakan.

Prinsip Pengawasan
Intinya : memastikan pelaksanaan pekerjaan sesuai rencana, sehingga harus ada perencanaan tertentu dan intruksi dan wewnang kepada bawahan kita. Prinsip lainnya adalah harus mengrefleksikan sifat-sifat dan kebutuhan dari aktifitas yang harus dievaluasi, dapat dengan segera melaporkan penyimpangan-penyimpangan, fleksibel, dapt merefleksikan pola organisasi, ekonomis, dpat dimengerti dan dapat menjamin diadkannya tidnakan korektif.

Sumber : http://elqorni.wordpress.com/2009/01/30/fungsi-pengawasan-dalam-organisasi/

TUGAS SOFTSKILL UNIVERSITAS GUNADARMA

TUGAS SOFTSKILL UNIVERSITAS GUNADARMA

PENGARAHAN DAN PENGEMBANGAN ORGANISASI (PERUBAHAN DAN PENGEMBANGAN ORGANISASI)
BAB 12

Manajer senatiasa mengantisipasi perubahan-perubahan dalam lingkungan yang akan mensyaratkan penyesuaian-penyesuaian disain organisasi diwaktu yang akan datang. Perubahan-perubahan dalam lingkungan organisasi dapat disebabkan oleh kekuatan internal dan kekuatan eksternal. Berbagai kekuatan eksternal dapat menekan organisasi untuk mengubah tujuan, struktur dan operasinya. Sedangkan perubahan dari faktor seperti tujuan, kebijakan manajer, sikap karyawan, strategi dan teknologi baru juga dapat merubah organisasi.

Cara Penanganan Perubahan
Cara menangani perubahan organisasi memerlukan pendekatan. Cara pertama adalah konsep perubahan reaktif dan yang kedua program perubahan yang direncanakan ( Planed Cange) Pada cara pertama biayanya murah dan sederhana serta ditangani secara cepat, di mana manajer akan memberikan reaksi setelah masalah terjadi. Misalnya bila peraturan pemerintah baru mensyaratkan perusahaan untuk mempunyai perlindungan terhadap kebakaran mungkin manajer membeli alat-alat kebakaran. Pendekatan yang kedua atau juga disebut proses produktif, thomas dan Bennis mendefinisikan perubahan yang direncanakan sebagai perencanaan dan implementasi inovasi struktural, kebijaksanaan secara sengaja. Pendekatan ini tepat bila keseluruhan atau sebagaian besar satuan organisasi menyiapkan diri untuk menyesuaikan dengan perubahan.

PenolakanTerhadapPerubahan
Ada tiga sumber penolakan terhadap perubahan yaitu :
1. Ketidak pastian tentang akibat dan pengaruh perubahan
2. Ketidak pastian untuk melepaskan keuntungan-keuntungan yang ada
3. Pengetahuan akan kelemahan-kelemahan dalam perubahan yang diusulkan.

Peoses Pengelolaan Perubahan
Proses perubahan harus mencakup dua gagasan dasar untuk mencapai kualifikasi organisasi. Pertama ada retribusi kekuasaan dalam struktur organisasi, kedua retribusi ini dihasilkan dari proses perubahan yang bersifat pengembangan.
Pendekatan Perubahan Organisasi
Harold J. Leavitt menyatakan bahwa organisasi dapat diubah melalui pengubahan struktur, teknologi dan atau orang-orangnya.
Pendekatan Struktur
Pengubahan struktur organisasi menyangkut modifikasi dan pengaturan sistem internal, seperti acuan kerja, ukuran dan komposisi kelompok kerja, sistem komunikasi, hubungan-hubungan tanggung jawab atau wewenang. Pendekatan struktural dibagi menjadi tiga kelompok yang terdiri dari :
Pertama melalui aplikasi prinsip-prinsip perancangan organisai klasik. Pendekatan ini berusaha untuk memperbaiki penciptaan pembagian kerja yang tepat dari tanggung jawab jabatan para anggota organisasi, pengubahan rentang manajemen, deskripsi jabatan dan sebagainya.
Kedua desentralisasi. Hal ini didasarkan pada penciptaan satuan-satuan organisasi yang lebih kecil dan dapat berdiri sendiri dan memutuskan perhatian pada kegiatan yang berorientasi tinggi. Hasilnya perbaikan prestasi kerja. Ketiga modifikasi aliran kerja dalam organisasi. Pendekatan ini didasarkan pada pemikiran bahwa aliran kerja dan pengelompokan keahlian yang tepat akan berakibat kenaikan produktifitas secara langsung dan cenderung memperbaiki semangat dan kepuasan kerja.

Konsep Pengemabangan Organisasi
Salah satu teknik pengembangan Organisasi adalah Grid OD yang didasarkan atas kisi-kisi manajerial. R. Blake dan J. Mouton mengidentifikasikan berbagai kombinasi perhatian terhadap produk dan orang. Enam tahap yang perlu diperhatikan dari program Grid OD yaitu :
1.Latihan
2.Pengembangan tim
3.Pengembangan antar kelompok
4.Penetapan tujuan organisasi
5.Pencapaian tujuan
6. Stabilitas

Sumber :
http://all-about-trick.blogspot.com/2009/06/makalah-manajemen-tentang-perubahan-dan.html

TUGAS SOFTSKILL UNIVERSITAS GUNADARMA

TUGAS SOFTSKILL UNIVERSITAS GUNADARMA

Kepemimpinan
BAB 11

Kepemimpinan
Proses mengarahkan dan mempengaruhi aktivitas yang berkaitan dengan pekerjaan dari anggota kelompok.
Tipe-tipe Kepemimpinan
a. Deserter, tipe pemimpin yang perhatiannya terhadap produksi maupun terhadap manusia
pekerjanya rendah ; gaya kepemimpinan terburuk.
b. Missionary, tipe pemimpin yang perhatiannya terhadap produksi rendah, sedangkan
perhatian terhadap manusia pekerjanya paling besar ; gaya kepemimpinan berorientasi pada
manusia pekerja.
c. Autocrat, tipe pemimpin yang perhatiannya terhadap produksi paling besar sedangkan
perhatian terhadap manusia pekerjanya rendah ; gaya kepemimpinan berorientasi pada
produksi.
d. Compromiser, tipe pemimpin yang perhatiannya terhadap produksi, maupun terhadap
manusia pekerja sedang-sedang saja ; gaya kepemimpinan berimbang.
e. Executive, tipe pemimpin yang perhatiannya baik terhadap produksi maupun terhadap
manusia pekerjanya paling besar ; gaya kepemimpinan terbaik.
Teori X dan Y dari Mc Gregor
a. Teori X beranggapan bahwa :
Rata-rata karyawan itu malas dan tidak suka bekerja. Umumnya karyawan tidak berambisi dan menghindarkan tanggung jawab. Karyawan lebih suka dibimbing, diperintah dan dikendalikan. Karyawan lebih mementingkan diri sendiri dan tidak mempedulikan sasaran organisasi. Tipe kepemimpinan teori x adalah “otoriter” sedang gaya kepemimpinannya berorientasi pada “prestasi”.
b. Teori Y beranggapan bahwa :
Rata-rata karyawan rajin dan sesungguhnya bekerja, sama wajarnya dengan bermainmain
dan beristirahat. Lazimnya karyawan dapat memikul tanggung jawab dan berambisi untuk maju. Karyawan selalu berusaha untuk mencapai sasaran organisasi dan mengembangkan dirinya untuk mencapai sasaran itu.
• PENDEKATAN PERILAKU KEPEMIMPINAN
1. Fungsi-fungsi Kepemimpinan
Perilaku pemimpin mempunyai dua aspek yaitu fungsi kepemimpinan (style leadership). Aspek yang pertama yaitu fungsi-fungsi kepemimpinan menekankan pada fungsi-fungsi yang dilakukan pemimpin dalam kelompoknya. Agar berjalan efektif, seseorang harus melakukan dua fungsi utama yaitu : 1) fungsi yang berkaitan dengan pemecahan masalah dan 2) fungsi-fungsi pemeliharaan (pemecahan masalah sosial). Pada fungsi yang pertama meliputi pemberian saran pemesahan dan menawarkan informasi dan pendapat. Sedangkan pada fungsi pemeliharaan kelompok meliputi menyetujui atau memuji orang lain dalam kelompok atau membantu kelompok beroperasi lebih lancar.
2. Gaya-gaya Kepemimpinan
Pada pendekatan yang kedua memusatkan perhatian pada gaya kepemimpinan. Gaya kepemimpinan meliputi Gaya dengan orientasi tugas dan Gaya berorientasi dengan karyawan. Pada gaya yang pertama pemimpin mengarahkan dan mengawasi melalui tugas-tugas yang diberikan kepada bawahannya secara tertutup, pada gaya ini lebih memperhatikan pelaksanaan pekerjaan daripada pengembangan dan pertumbuhan karyawan. Sedangkan gaya yang berorientasi pada karyawan lebih memperhatikan motivasi daripada mengawasi, disini karyawan diajak untuk berpartisipasi dalam pembuatan keputusan melalui tugas-tugas yang diberikan.

• TEORI X DAN TEORI Y DARI MC GREGOR
Douglas McGrogor mengemukakan strategi kepemimpinan efektif dengan menggunakan konsep manajemen partisipasi. Konsep ini terkenal karena menggunakan asumsi-asumsi sifat dasar manusia. Pemimpin yang menyukai teori X cenderung menyukai bergaya kepemimpinan otoriter dan sebaiknya seorang pemimpin yang menyukai teori Y lebih cenderung menyukai gaya kepemimpinan demokratik.

Penelitian Di Universitas Ohio State Dan Michigan 
Di universitas Ohio State, para peneliti mencoba mempelajari efektifitas dari perilaku kepemimpinan untuk menentukan mana yang paling efektif dari kedua 

Pendekatan Situasional “ Contingency”
Pendekatan ini menggambarkan tentang gaya kepemimpian yang tergantung pada faktor situasi, karyawan, tugas, organisasi dan variabel lingkungan lainnya.
Mary Parker Follectt mengatakan bahwa ada tiga faktor utama yang mempengaruhi kepemimpinan yaitu 1) pemimpin, 2) bawahan 3) Situasi juga pemimpin harus berorientasi pada kelompok.

• PENDEKATAN-PENDEKATAN STUDI KEPEMIMPINAN
II. A. Pendekatan Sifat

• Pada umumnya studi-studi kepemimpinan pada tahap awal mencoba meneliti tentang watak individu yang me lekat pada diri para p emimpin, seperti misalnya: kecerdasan, kejujuran, kematangan, ketegasan, kecakapan berbicara, fleksibilitas dalam bergaul, status sosial ekonomi mereka dan lain-lain
• (Bass 1960, Stogdill 1974). Stogdill (1974) menyatakan bahwa terdapat enam kategori faktor pribadi yang membedakan antara pemimpin dan pengikut, yaitu kapasitas, prestasi, tanggung jawab, partisipasi, status dan situasi. Namun demikian banyak studi yang menunjukkan bahwa faktor-faktor yang membedakan antara pemimpin dan pengikut dalam satu studi tidak konsisten dan tidak didukung dengan hasil-hasil studi yang lain. Disamping itu, watak pribadi bukanlah faktor yang dominant dalam menentukan keberhasilan kinerja manajerial para pemimpin

II.B Kepemimpinan Menurut Teori Perilaku (Behavioral Theory)
Berusaha melihat perilaku pemimpin yang membedakan dengan perilaku bukan pemimpin, atau pemimpin efektif dengan kurang efektif. Ada dua jenis fungsi pemimpin:

• Berkaitan dengan Tugas
• Berkaitan dengan kehidupan Sosial
• Teori Tannenbaum dan Warren H. Schmidt.
• Menggambarkan gaya kepemimpinan merupakan garis kontinum dengan dua titik ekstrim yaitu:
• Fokus pada atasan
• Fokus pada bawahan
• Gaya kepemimpinan akan dipengaruhi oleh:
• Faktor dari manajer
• Faktor dari karyawan
• Faktor dari situasi
SUMBER :
http://wahyu410.wordpress.com/2010/11/11/kepemimpinan/
http://id.wikipedia.org/wiki/Kepemimpinan

TUGAS SOFTSKILL UNIVERSITAS GUNADARMA

TUGAS SOFTSKILL UNIVERSITAS GUNADARMA

KOMUNIKASI 
BAB 10

Komunikasi ada di mana-mana, di rumah, dikampus, di Mesjid, di Kantor dan 
sebagainya. Komunikasi menyentuh segala aspek kehidupan kita. Sebuah penelitian 
(Applboum, 1974 : 63) menyebutkan bahwa tiga perempat (70%) waktu bangun kita 
digunakan untuk berkomunikasi – membaca, menulis dan mendengar an (We spend an 
estimated three-fourths of our waking hours in some form of communications-reading, 
writing, speaking and listening) Komunikasi menentukan kualitas hidup kita. 
Komunikasi memiliki hubungan yang erat sekali dengan kepemimpinan, bahkan 
dapat dikatakan bahwa tiada kepemimpinan tanpa komunikasi. Apalagi syarat seorang 
pemimpin selain ia harus berilmu, berwawasan kedepan, ikhlas, tekun, berani, jujur, sehat 
jasmani dan rohani, ia juga harus memiliki kemampuan berkomunikasi, sehingga Rogers 
(1969:180) mengatakan “Leadership is Communication. Kemampuan berkomunikasi 
akan menentukan berhasil tidaknya seorang pemimpin dalam melaksanakan tugasnya. 
Setiap pemimpin (leader) memiliki pengikut (flower) guna meralisir gagasannya dalam 
rangka mencapai tujuan tertentu. Disinilah pentingnya kemampuan berkomunikasi bagi 
seorang pemimpin, khususnya dalam usaha untuk mempengaruhi prilaku orang lain. 
Inilah hakekatnya dari suatu manajemen dalam organisasi. 
Manajemen adalah proses perencanaan, pengorganisasisan, pengarahan dan 
pengawasan dengan memberdayakan anggota organisasi dan penggunaan sumber daya 
organisasi lainnya agar mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan (Handoko, 
2003: 8). Menajemen sering juga didefinisikan sebagai seni untuk melaksanakan suatu 
pekerjaan melalui orang lain. Para manejer mencapai tujuan organisasi dengan cara 
mengatur orang lain untuk melaksanakan tugas apa saja yang mungkin diperlukan untuk 
mencapai tujuan tersebut (Stoner, 1996 : 7) 




Manajemen dibutuhkan oleh semua organisasi, karena tanpa manajemen, semua 
usaha akan sia-sia dan pencapaian tujuan akan lebih sulit. Paling kurang ada tiga alasan 
utama mengapa manajemen itu dibutuhkan. Pertama : Untuk mencapai tujuan. 
Manajemen dibutuhkan untuk mencapai tujuan suatu organisasi dan pribadi; kedua : 2
Untuk menjaga keseimbangan diantara tujuan-tujuan, sasaran-sasaran dan kegiatankegiatan dari pihak yang berkepentingan dalam organisasi, seperti pemilik dan karyawan, 
maupun kreditur, pelanggan, konsumen, supplier, serikat kerja, assosiasi perdagangan, 
masyarakat dan pemerintah. Ketiga : Untuk mencapai efisiensi dan efektivitas. Suatu 
kerja organisasi dapat diukur dengan banyak cara yang berbeda. Salah satu cara yang 
umum adalah efisiensi dan efektivitas. 

B. Komunikasi Dalam Organisasi 
Komunikasi dalam organisasi adalah : Komunikasi di suatu organisasi yang 
dilakukan pimpinan, baik dengan para karyawan maupun dengan kha layak yang ada 
kaitannya dengan organisasi, dalam rangka pembinaan kerja sama yang serasi untuk 
mencapai tujuan dan sasaran organisasi (Effendy,1989: 214).
Manajemen sering mempunyai masalah tidak efektifnya komunikasi. Padahal 
komunikasi yang efektif sangat penting bagi para manajer, paling tidak ada dua alasan, 
pertama, komunikasi adalah proses melalui mana fungsi- fungsi manajemen mulai dari 
perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan dapat dicapai; kedua, 
komunikasi adalah kegiatan dimana para manejer mencurahkan sebagian besar proporsi 
waktu mereka. 
Proses Komunikasi memungkinkan manejer untuk melaksanakan tugas-tugas 
mereka. Informasi harus dikomunikasikan kepada stafnya agar mereka mempunyai dasar 
perencanaan, agar rencana-rencana itu dapat dilaksanakan. Pengorganisasian memerlukan 
komunikasi dengan bawahan tentang penugasan mereka. Pengarahan mengharuskan 
manejer untuk berkomunikasi dengan bawahannya agar tujuan kelompo dapat tercapai. 
Jadi seorang manejer akan dapat melaksanakan fungsi- fungsi manajemen melalui 
interaksi dan komunikasi dengan pihak lain. 
Sebahagian besar waktu seorang manejer dihabiskan untuk kegiatan komunikasi, 
baik tatap muka atau melalui media seperti Telephone, Hand Phone dengan bawahan, 
staf, langganan dsb. Manejer melakukakan komunikasi tertulis seperti pembuatan memo, 
surat dan laporan- laporan. 
3
C. Model Komunikasi dalam Organisasi 
Model komunikasi yang paling sederhana adalah adanya pengirim, berita (pesan) 
dan penerima seperti gambar berikut ini : 

Model ini menunjukkan 3 unsur esensi komunikasi. Bila salah satu unsur hilang, 
komunikasi tidak dapat berlangsung. Sebagai contoh seorang dapat mengirimkan pesan, 
tetapi bila tidak ada yang menerima atau yang mendengar, komunikasi tidak akan terjadi. 
Model komunikasi yang terperinci, dengan unsur-unsur penting dalam suatu 
organisasi yaitu : 
1. Sumber mempunyai gagasan, pemikiran atau kesan yang 
2. diterjemahkan atau disandikan ke dalam kata-kata dan symbol-simbol, kemudian 
3. disampaikan atau dikirimkan sebagai pesan kepada penerima 
4. penerima menangkap symbol-simbol dan 
5. diterjemahkan kembali atau diartikan kembali menjadi suatu gagasan dan 
6. mengirimkan berbagai bentuk umpan balik kepada pengirim. 

Sumber (source) atau pengirim mengendalikan berbagai pesan yang dikirim, 
susunan yang digunakan, dan saluran mana yang akan digunakan untuk mengirim pesan 
tersebut. 
Mengubah pesan ke dalam berbagai bentuk simbo-simbol verbal atau nonverbal 
yang mampu memindahkan pengertian, seperti kata-kata percakapan atau tulisan, angka, 
berakan dsb. 
Langkah ketiga sumber mengirimkan pesan melalui berbagai saluran komunikasi 
silan. Manfaat komunikasi lisan, antar pribadi adalah kesempatan untuk berinteraksi 
antara sumber dan penerima, memungkinkan komunikasi nonverbal (gerakan tubuh, 
intonasi suara, dll) disampaikannya pesan secara tepat, dan memungkinkan umpan bali 
diproleh. Sedangkan komunikasi terulis dapat disampaikan melalui media seperti :memo, 
Pengirim Pesan Penerima 4
surat, laporan, catatan, bulletin, surat kabar dsb. Komunikasi tulisan mempunyai 
kelebihan dalam penyediaan laporan atau dokumen untuk kepenting masa mendatang. 
Langkah keempat adalah penerimaan pesan oleh pihak penerima. Pada umumnya 
penerima menerima pesan melalu panca indera mereka.. banyak pesan penting yang 
tidak diterima oleh seseorang karena mereka tidak menerima pesan karena kesalahan 
dalam mememilih media yang tepat. 
Langkah kelima adalah decoding. Hal ini menyangkut memahami symbol-simbol 
yang dipergunakan oleh pengirim (sumber). Ini amat dipengaruhi oleh latar belakang, 
kebudayaan, pendidikan, lingkungan, praduga dan gangguan disekitarnya. Dalam 
komunikasi dua arah antara pimpinan dan stafnya (atasan dan bawahan) kemampuan 
pimpinan dalam berkomunikasi menjadi factor penentu berhasil tidaknya orang lain 
memahami ide, gagasan yang ia sampaikan. 
Langkah terakhir adalah umpan balik. Setelah pesan diterima dan diterjemahkan, 
penerima memberikan respon, jadi komunikasi adalah proses yang berkesinambungan 
dan tak pernah berakhir. Inilah yang disebut bahwak komunikasi yang efektif itu akan 
menimbulkan interaksi yang baik pula dalam melaksanakan tujuan organisasi. 


D. Hambatan-Hambatan Te rhadap Komunikasi yang Efektif 
1. Hambatan Organisasional yaitu tingkat hirarkhi, wewenang manajerial dan 
spesialisasi. 
Tingkat khirarkhi bila suatu organisasi tumbh, dan strukturnya berkembang, akan 
menimbulkan berbagai masalah komunikasi. Karena pesan harus melalui tingkatan 
(jenjang) tambahan, yang memerlukan waktu yang lebih lama barulah pesan itu sampai. 
Wewenang Manajerial artinya, kekaburan wewenang bagi setiap tingkatan pada 
jabatan tertentu akan membuat pesan tidak sampai ke seluruh bagian yang ada dalam 
organisasi tersebut. 
Spesialisasi artinya adalah prinsip organisasi, tetapi juga menimbulkan masalahmasalah komunikasi, apalagi mereka yang berbeda keahlian bekerja saling berdekatan. 
Perbedaan fungsi dan kepentingan dan istilah- istilah dalam pekerjaan mereka masing 
dapat menghambat, dan membuat kesulitan dalam memahami, sehingga akan timbul 
salah pengertian dan sebagainya. 5
2. Hambatan-hambatan Antar Pribadi 
Manejer selalu menghadapi bahwa pesan yang disampaikan akan berubah dan 
menyimpang dari maksud pertama. Manejer haruslah memperhatikan hambatanhambatan antar pribadi seperti : Persepsi selektif, status atau kedudukan komunikator 
(Sumber), Keadaaan membela diri, Pendengaran lemah, dan ketidaktepatan dalam 
penggunaan bahasa. 
Persepsi selektif adalah suatu proses yang menyeluruh dengan mana seorang 
menseleksi, mengorganisasikan, dan mengartikan segala pesan yang ia terima. Persepsi 
seseorang akan dipengaruhi oleh pengalaman masing-masing. Untuk itu diharapkan 
seorang manejer memahami sebanyak mungkin tentang kerangka piker, keinginan, 
kebutuhan, motif, tujuan dan tingkat kecerdasan seluruh karyawannya, agar komunikasi 
dalam organisasi yang ia pimpin menjadi efektif. 
Status Komunikator artinya hambatan utama komunikasi adalah kecendrungan 
untuk menilai terutama kredibilitas sumber. Kredibilitas didasarkan keahlian seseorang 
dalam bidang yang ia komunikasikan dan tingkat kepercayaan seseorang bahwa 
komunikator dapat dipercayai. 
Keadaan membela diri. Perasaan membela diri baik pada pengirim, maupun 
penerima pesan, menimbulkan hambatan dalam proses komunikasi. 
Pendengaran lemah. Manejer harus belajar untuk mendengar secara efektif agar 
mampu mengatasi hambatan ini. 
Ketidaktepatan dalam penggunaan bahasa. Salah satu kesalahan terbesar yang 
terjadi dalam proses komunikasi adalah salah dalam menggunakan bahasa. Sebagai 
contoh, perintah manajer untuk mengerjakan “secepat mungkin” bisa berarti satu jam, 
satu hari atau satu minggu. Disamping itu bahasa nonverbal yang tidak konsisten seperti 
nada suara, ekspresi wajah, dan sebagainya dapat menghambat komunikasi. 
E. Pedoman komunikasi yang baik 
1. Teliti tujuan sebenarnya dalam setiap berkomunikasi 
2. Pertimbangkan keadaan fisik dan fisikhis orang lain dalam berkomunikasi 
3. Konsultasikan dengan berbagai pihak setiap proses manejemen mulai dari 
merencanakan sampai evaluasi. 6
4. Perhatikan tekanan nada dan eksperesi wajah sesuai dengan isi pesan yang 
disampaikan. 
5. Perhatikan konsistensi dalam berkomunikasi 


Sumber:

Applbaum, Ronald L, 1974, Strategies for Persuasive Communication, Charles E. Merril 
Publishing Company, Columbus, Ohio. 
Effendy, 1989, Kamus Komunikasi, Mandar Maju, Bandung. 
Handoko, T. Hani, 2003, Manajemen, BPFE,Jogyakarta 
Muhammad, Arni, 1995, Komunikasi Organisasi, Bumi Aksara, Jakarta. 
Liliweri, Alo, 1997, Sosiologi Organisasi, Citra Aditya Bakti, Bandung.